Sejak
kehadirannya di sekolah 01-12-2004, membuat semua berubah. Bagaimana tidak?
Dulu sekolah yang nampak kumal terutama wc, ruang kantor, dan sebagian halaman.
Kini menjadi lebih bersih dan rapi.
Sebelum
warga sekolah hadir, beliau sudah datang lebih awal. Tak ada yang mengawasinya,
namun beliau bisa bekerja secara disiplin. Wajahnya selalu senyum saat bertemu
orang lain, menyapa sambil memberi hormat tanda pengabdiannya. Kakinya lincah
dan tangannya cekatan dalam setiap pekerjaan, sebuah bukti kesetiaan pada
tugasnya.
Gajinya?
Ah, jangan ngomong yang ini sudah tak layak untuk dipublikasikan. Beliau
hanyalah seorang Guru Honorer yang ber SK Bupati. Anehnya setiap kali ada
penjaringan sertifikasi beliau selalu gagal, padahal semua data beliau baik di
Padamu Negeri dan Dapodik sudah valid sesuai TMT beliau pertama kali masuk ke
lembaga 01-12-2004 dan sesuai Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Guru yang diangkat sebelum 30 Desember 2005 mengikuti
sertifikasi guru melalui pola PF atau pola PLPG. Dari undang-undang itu
seharusnya beliau memenuhi syarat untuk ikut penjaringan sertifikasi, namun
sampai saat ini beliau masih juga belum masuk ke penjaringan sertifikasi,
padahal sertifikasi itu mungkin merupakan harapan satu-satunya dari beliau
seiring untuk menjadi PNS memang sangat sulit.
Sebut
saja namanya bapak Hadi Jasmito. Ayah dua orang putri ini tanggung jawabnya
memang sangat luar biasa. Putri pertama beliau dua tahun lalu lulus sekolah di
SMK 2 Jember dan saat ini melanjutkan kuliah di Universitas Terbuka Jurusan
Pendidikan Guru Sekolah Dasar dan putri kedua beliau tahun kemarin baru lulus
Sekolah di SMK 2 Kraksaan. Pekerjaan sampingannya sebagai petugas kebersihan di
lembaga kami, lebih jelasnya yaitu Guru yang merangkap sebagai petugas
kebersihan. Selain merangkap menjadi petugas kebersihan bapak Jasmito juga
sebagai pembina pramuka, beliau juga berjualan makanan ringan untuk anak-anak
sekolah di lembaga kami, iya… Guru yang juga berjualan di sekolah itulah bapak
Jasmito. Beliau juga mempunyai keahlian di bangunan/pertukangan jadi setiap
kali lembaga ada kerusakan beliau lah yang bekerja. Selain itu, beliau tidak
pernah bertanya berapa yang harus ia dapatkan. Rasa syukur dengan hasil kerja
kerasnya adalah modal hidupnya yang berkah.
Ketika pulang dari sekolah, masih di atas
motor tiba-tiba sosok bapak Jasmito mengelitik hati. Menampar perasaanku sangat
keras hingga saya
harus menuliskan semua ini. Bapak Jasmito dengan gaji yang tak seberapa bisa
bekerja dengan disiplin dan ikhlas. Mengabdi dengan seluruh jasad dan jiwanya.
Tak ada keluh kesah, tak ada iri, tak ada tuntutan gaji, dan hal negatif lain.
Hasil dari kerjanya jelas dan bisa dinikmati banyak orang.
Timbul pertanyaan besar pada diri ini. Dengan
gaji yang lebih besar, masih belum bisa seperti bapak Jasmito. Beliau begitu
amanah dalam setiap tugasnya. Tak ada pekerjaan yang menjadi kewajiban, beliau
kesampingkan begitu saja. Beliau mengerti benar hakekat tangung jawab sebuah amanah
pekerjaan. Datang lebih awal sebelum jam kerja dan pulang sesuai jam kerjanya.
Bahkan
hal yang paling aku takuti adalah hasil dari kerja saya belum nampak atau
bahkan belum bisa dinikmati banyak orang. Uhhh, semakin takut jika nanti
ditanya oleh-Nya di masa penentuan.
Terima
kasih bapak Jasmito. Kerjamu membuat kami lebih mengerti tentang sebuah pengabdian.
Hasil kerjamu begitu besar. Terima kasih sudah membantu kami untuk menjalankan
roda pendidikan SD Negeri Ranuagung II ini. Semoga engkau lekas Sertifikasi dan
bahkan bisa berstatus sebagai Pegawai Negeri. Amin…
(by
rizal kurniawan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar